Pada periode pendampingan Estungkara tahun 2023, RMI (Rimbawan Muda Indonesia) menyelenggarakan pelatihan bertema “Pengembangan Ekonomi Untuk Kaum Perempuan.” Khusus pada perempuan Kasepuhan Cibarani, pada tanggal 22-24 Juli 2023 di Kasepuhan Pasir Eurih, Lebak, Banten.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok usaha perempuan di komunitas dampingan RMI, khususnya di wilayah Lebak. Program Estungkara sendiri dirancang untuk mendorong kelompok-kelompok rentan, termasuk perempuan, agar berpartisipasi aktif dalam bidang pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam.
Pelatihan tersebut melibatkan tiga kelompok perempuan yang mulai aktif menjalankan usaha ekonomi dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam di sekitar mereka. Ketiga kelompok tersebut berasal dari Kasepuhan Pasir Eurih, Kasepuhan Cirompang, dan Kasepuhan Cibarani. Salah satu kelompok ekonomi perempuan yang mengikuti pelatihan ini adalah Kelompok Perempuan Kasepuhan Cibarani.
Kelompok ini terdiri dari tujuh perempuan yang sebelumnya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Dengan kegiatan sehari-hari membantu suami di sawah atau mengumpulkan hasil hutan untuk menambah penghasilan keluarga.
Sejak mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas yang diselenggarakan oleh RMI, kelompok perempuan adat Kasepuhan Cibarani mulai berinisiatif membuat kelompok usaha pembuatan kue dengan memanfaatkan bahan dasar dari sumber daya alam sekitar hutan adat dan kebun masyarakat. Mereka membuat berbagai jenis kue yang dipelajari dan dipraktikkan bersama dengan kelompok perempuan dari dua Kasepuhan lain selama pelatihan bersama RMI.
Kue-kue tersebut antara lain brownies singkong, nugget pisang, kue buras, bolu pisang, dan roti pisang selai nenas. Menggunakan bahan seperti pisang, singkong, gula aren, nenas, dan ketan yang berasal dari hasil hutan dan kebun di kampung Cibarani.
Kelompok ini sering mengadakan pertemuan rutin di rumah salah satu anggota untuk membuat kue. Yang kemudian dijual di warung, kantin sekolah, dan keliling kampung. Meskipun keuntungan yang didapatkan dari penjualan kue belum rutin, hasil tersebut cukup membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
Produksi kue biasanya berhenti saat musim tanam padi, karena para perempuan harus bekerja di sawah sepanjang hari membantu suami. Begitu pula saat bulan Ramadhan, mereka lebih fokus mengumpulkan kolang-kaling dari hutan yang dijual dengan harga tinggi menjelang Lebaran.
Struktur kepengurusan kelompok saat ini mulai ditetapkan untuk memastikan kegiatan berjalan dengan baik. Teh Jarsih dipercaya sebagai ketua kelompok, sementara urusan pembukuan dikelola oleh Teh Arsanah dan Teh Suenah. RMI juga mengajak perwakilan dari kelompok ini untuk mengikuti studi banding bersama dua kelompok perempuan dari Kasepuhan lain.
Studi banding ini bertujuan untuk mempelajari sistem kepemimpinan, penguatan organisasi kelompok, dan dasar-dasar pembentukan koperasi. Guna meningkatkan kapasitas mereka dalam menjalankan kegiatan kelompok masing-masing.
Diharapkan setelah mengikuti beberapa kegiatan peningkatan kapasitas yang difasilitasi oleh RMI, kelompok ini dapat menjadi lebih kuat dan solid.
Selain itu, kelompok ini diharapkan dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi yang meningkatkan peran serta kapasitas perempuan adat di Kasepuhan Cibarani. Inisiatif seperti ini bukan hanya langkah menuju kesetaraan ekonomi, tetapi juga investasi dalam kedaulatan ekonomi lokal. Pun, memberikan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat adat.