Pundi Sumatra Gelar Workshop Akhir Tahun

Pada tanggal 21 Desember 2023, Pundi Sumatra mengadakan workshop akhir tahun di Hotel Amaris Bungo dengan tujuan utama untuk melaporkan capaian program tahun 2023. Serta mengumpulkan masukan guna merencanakan aktivitas pemberdayaan pada tahun 2024, khususnya untuk program ESTUNGKARA.

Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), akademisi, sektor swasta, unsur kecamatan dan desa, serta perwakilan kader Suku Anak Dalam (SAD).

Workshop ini tidak hanya menjadi forum pelaporan kemajuan kegiatan penyusunan dokumen pembelajaran SAD wilayah Lintas Sumatra, tetapi juga merupakan wadah untuk memetakan isu-isu prioritas daerah.

Pundi Sumatra ingin memastikan bahwa program pemberdayaan SAD tetap sesuai dengan isu-isu prioritas yang telah ditetapkan oleh Kabupaten Bungo, sehingga dapat memastikan keberlanjutan program dan melibatkan berbagai pihak dalam meningkatkan efektivitasnya di tahun mendatang.

Asisten I Setda Bungo, Zulfadli, SE, membuka acara tersebut dan memberikan apresiasi terhadap upaya pemberdayaan SAD di Desa Dwi Karya Bakti, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo. Meskipun capaian akses dasar seperti administrasi kependudukan dan perekonomian SAD sudah mengalami peningkatan, Zulfadli menyoroti pentingnya memikirkan keberlanjutan program ini setelah proyek Pundi Sumatra berakhir.

Lebih lanjut, Zulfadli menyampaikan pemikirannya tentang potensi kearifan lokal dan budaya SAD yang dapat dikembangkan melalui pendekatan desa wisata budaya. Dia mengungkapkan keyakinannya bahwa keaslian SAD bisa menjadi daya tarik wisata, memberikan penghasilan kepada komunitas SAD, desa, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bungo.

Zulfadli juga mencatat bahwa dengan desa wisata, banyak pengunjung dapat datang untuk belajar dan melakukan riset budaya di lokasi SAD.

“Kematangan mental remaja serta pendampingan psikolog dianggap penting untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mencegah konflik yang terjadi dalam lingkup mereka,” ujar Mela Mayasari selaku akademisi dari IAKSS.

Yori Sandi selaku koordinator proyek ESTUNGKARA menyampaikan laporan capaian program. Beberapa capaian termasuk pelayanan dasar, kesehatan, dan pengembangan ekonomi alternatif. Selama satu tahun terakhir, 39 anak SAD mendapatkan akta kelahiran dan Kartu Identitas Anak (KIA), serta 148 jiwa tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Program bimbingan perkawinan untuk remaja dan pendampingan psikologi menjadi fokus di tahun mendatang.

Pada sesi diskusi, gagasan pengembangan desa wisata budaya di Desa Dwi Karya Bakti dibahas dengan antusias. Dewi Yunita, CEO Pundi Sumatra, menyampaikan bahwa pemetaan potensi dan konsep sudah disusun, dan implementasinya akan dilakukan secara serius pada tahun 2024 hingga akhir 2025. Desa wisata budaya diharapkan tidak hanya mempertahankan warisan budaya tetapi juga meningkatkan ekonomi dan inklusi sosial di komunitas SAD.

Gagasan ini menerima respons positif, khususnya dari Setda I Bungo, yang melihatnya sebagai langkah penting untuk menjaga keberlanjutan warisan budaya dan ekonomi lokal. Dalam langkah penguatan kelembagaan dan infrastruktur, 2024 diharapkan menjadi tahun penting dalam mewujudkan desa wisata budaya di Desa Dwi Karya Bakti.

Melalui workshop ini, Pundi Sumatra berhasil mendapatkan masukan dan komitmen dari berbagai pihak, termasuk OPD, perguruan tinggi, dan masyarakat setempat, untuk mendukung program pemberdayaan SAD pada tahun-tahun mendatang. Dengan demikian, langkah-langkah strategis dapat diambil guna meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan masyarakat SAD di Kabupaten Bungo.

Penulis :

PUNDI SUMATRA