Perjuangan Herianto Wujudkan Inklusi Bagi Kelompok Disabilitas

Desa Nemnemleleu di Pulau Mentawai memiliki keindahan kebudayaan yang kaya. Namun, di balik keindahan dan kekayaan budaya tersebut, terdapat kisah perjuangan dari kaum disabilitas yang sering kali merasa tersisih dari masyarakat. Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM) telah melakukan pendampingan di wilayah ini, membantu kelompok disabilitas mendapatkan tempat yang layak dalam masyarakat. Salah satu kisah inspiratif adalah perjuangan Herianto Zagoto, seorang penyandang disabilitas yang kini menjadi teladan bagi banyak orang di desanya.

Herianto Zagoto, seorang pria kelahiran Nias, mengalami kecelakaan tragis pada tanggal 27 September 2017. Saat itu, ia dan istrinya sedang dalam perjalanan pulang dari ladang. Seperti kebiasaan di Mentawai, mereka membawa tele (golok/parang panjang) yang disandang di tangan kiri, dengan mata tajam menghadap leher. Ketika mencoba menghindari lubang di jalan, motornya oleng dan terjatuh, menyebabkan tele tersebut menyayat lehernya hingga melukai pita suara dan menyebabkan dirinya bisu.

Sebelum kecelakaan, Herianto dikenal sebagai pribadi yang aktif dalam pelayanan gereja dan memiliki suara lantang yang menjadi ciri khasnya. Setelah kecelakaan, ia harus menghadapi kenyataan baru sebagai penyandang disabilitas. Operasi darurat menyelamatkan nyawanya, namun ia kehilangan kemampuan untuk berbicara dengan jelas. Hal ini membuatnya merasa rendah diri dan terisolasi dari masyarakat.

Meskipun merasa terpuruk, semangat Herianto untuk kembali berkontribusi kepada masyarakat tidak pernah padam. Melihat keberhasilan junior-juniornya dan semangat dari anak serta istrinya, ia mulai bangkit. Herianto memutuskan untuk tidak membiarkan disabilitas menghalangi langkahnya. Dengan tekad yang kuat, ia kembali melibatkan diri dalam kegiatan masyarakat.

Herianto mencalonkan diri sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) namun kalah dengan selisih tiga suara. Namun, ia tidak patah semangat. Masyarakat yang melihat potensi dan dedikasinya kemudian mengusungnya menjadi Ketua Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Desa Nemnemleleu. Program ini berhasil dilaksanakan dengan tingkat kepuasan mencapai 90%, menyediakan sarana air bersih dan sanitasi yang sangat dibutuhkan oleh desa.

Setelah sukses dengan PAMSIMAS, Herianto terpilih oleh Dinas Sosial P3A sebagai Operator Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Tugasnya memastikan data penduduk terdata dengan baik, sehingga bantuan dari pemerintah dapat tepat sasaran. Ia memastikan bahwa data DTKS Desa Nemnemleleu terakomodir dengan baik hingga tahun 2023. Melihat hasil kerjanya, masyarakat dusun mengusungnya sebagai kepala dusun, menjadikannya satu-satunya kepala dusun penyandang disabilitas di Kecamatan Sipora Selatan.

Herianto Zagoto kini dengan bangga menyebut dirinya sebagai disabilitas dalam setiap kesempatan. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa kekurangan fisik tidak menghalangi seseorang untuk berkontribusi kepada masyarakat. Berkat dukungan YCMM, Herianto dan banyak disabilitas lainnya di Desa Nemnemleleu dapat menunjukkan potensi mereka dan turut aktif dalam pembangunan desa.

Dengan mengembangkan forum disabilitas desa, Herianto berharap dapat menggerakkan kaum disabilitas lainnya untuk bangkit dan berkontribusi. “Mari kita bangkit, kita menjadi disabilitas bukan kemauan kita, mari kita keluarkan ide, bakat, dan potensi yang ada dalam diri kita dengan semangat,” ujarnya.

Dukungan YCMM dan tekad Herianto yang kuat merupakan bukti bahwa inklusi sosial adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang adil dan berkeadilan bagi semua, termasuk bagi kaum disabilitas. Kisah ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengajarkan bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, setiap orang dapat berkontribusi dan meraih kesuksesan.

Penulis :

Reynald Suryadinata