Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita (PPSW) Jakarta mengadakan Pelatihan Manajemen Usaha Kecil (MUK) bagi perempuan adat Cina Benteng pada 10 Oktober 2023. Acara ini dilakukan di kediaman Bapaka RW Cuan Hoy, desa Belimbing. Pelatihan ini difasilitatori oleh Iqbal Yusti Ekoputro, Co-Direktur PPSW Jakarta. Pelatihan pun diikuti oleh 24 orang perempuan yang memiliki usaha di berbagai bidang.
Secara umum, pelatihan ini bertujuan agar peserta sadar dan mampu meningkatkan pengelolaan usaha kecil mikro dengan baik. Serta mengajak para peserta untuk memahami konsep wirausaha agar termotivasi untuk meningkatkan diri dalam berwirausaha. Pun, mampu menggali pengalaman, mempunyai pemahaman tentang konsep laba dan rugi dalam usaha. Serta memahami pentingnya membuat catatan dan keterampilan pembukuan sederhana dalam usaha.
Dalam pelatihan kewirausahaan ini ada lima materi yang disampaikan dan dibahas secara mendalam. Materi pertama tentang jiwa wiraswasta. Lalu pengertian usaha kecil, unsur-unsur dalam usaha, materi rugi dan laba dan pentingnya melakukan pencatatan serta pengenalan pembukuan.
Pada pelatihan ini dijelaskan, wiraswasta berasal dari kata wira dan swasta. Wira berarti berani, swasta berarti sendiri. Secara keseluruhan wiraswasta adalah berani berupaya sendiri. Pengusaha kecil perempuan harus mampu mengubah sikap dan pandangan. Tidak menganggap bahwa usaha hanya untuk mengisi dapur, membantu suami, mencari nafkah tambahan dan mengisi waktu luang.
Dalam menjalankan usaha, perempuan harus mengelolanya secara profesional, bersungguh-sungguh dan pantang menyerah. Pengusaha perempuan adat cina benteng harus paham bahwa persoalan yang dihadapi oleh pengusaha perempuan lebih banyak dibandingkan pengusaha laki-laki. Ini dikarenakan faktor budaya yang mengharuskan perempuan butuh dorongan bantuan dari laki-laki. Pengusaha perempuan adat cina benteng juga harus paham bahwa bisnis yang memberdayakan perempuan yakni dikelola dan dimiliki oleh perempuan. Tidak merugikan perempuan, tidak eksploitasi terhadap perempuan, dan keuntungan usaha dinikmati oleh perempuan untuk pengembangan diri perempuan itu sendiri. Tidak hanya itu, memberikan peluang pada perempuan adat cina benteng untuk mendapatkan akses dan kontrol terhadap pemberdayaan ekonomi. Agar memberikan dampak bagi peningkatan status dan peran perempuan.
Sebagai pengusaha adat cina benteng yang menjalankan usaha kecil menengah, harus mampu melakukan identifikasi pasar. Seperti, melihat pembeli, pesaing, tempat menjual barang, harga barang, produk yang dibutuhkan orang lain, serta kelebihan produk yang ditawarkan. Keterampilan dan pengalaman, modal usaha, sumber daya manusia, peralatan, bahan baku dan motivasi pun menjadi poin penting. Pun, pentingnya pencatatan materi agar pengusaha perempuan adat cina benteng tidak ada satu pun biaya masuk dan keluar yang terlupakan. Banyak seorang pengusaha kecil menganggap bahwa catatan merupakan hal sepele dan membuang buang waktu. Pengusaha kecil masih banyak yang tidak melakukan pencatatan. Karena dianggap merepotkan, padahal pencatatan sangat penting karena manusia mempunyai keterbatasan dalam mengingat sesuatu.
Misalnya yang berkaitan dengan hutang konsumen, daftar harga, daftar pembelian, daftar penjualan dan stok barang. Adapun manfaat pencatatan usaha ini adalah sebagai barang bukti, mempermudah pembelanjaan dan mengingat harga yang dibeli. Terakhir, seorang pengusaha perempuan harus mampu melakukan pembukuan. Hal ini dilakukan agar pengusaha perempuan adat cina benteng dengan mudah menghitung penjualan. Mengingat barang yang dijual, menghitung keuntungan, mempermudah menagih hutang, dan dapat mengurangi dampak buruk dalam usaha. Salah satunya kebangkrutan akibat kerugian yang besar.
Salah satu peserta pelatihan, Henny, merasa senang mengikuti pelatihan ini. Dirinya menjadi mengerti bahwa usaha menengah kecil juga perlu mengetahui dasar-dasar dalam berwiraswasta secara detail. Agar usaha yang didirikan dapat berkembang dan untung. “Saya senang punya usaha yang saya rintis dari kecil. Sekarang sudah lumayan maju dan untungnya dapat saya sisihkan buat keluarga.”
PPSW Jakarta berharap agar para kader bisa memetakan keuangan untuk keberlangsungan hidup mereka yang lebih sejahtera. Juga agar lebih tertata demi keberlangsungan hidup yang lebih stabil.