Selasa, 5 Maret 2024, Pundi Sumatera bersama dengan Puskesmas Rantau Keloyang dan Akbid Amanah Bungo menyelenggarakan Pelatihan Optimalisasi Kader Posyandu Aoh Bergesih. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan kader Posyandu dalam mendampingi dan memantau persiapan serta pemulihan pasca persalinan yang tepat bagi perempuan di komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Dwi Karya Bakti Pelepat Bungo.
Kegiatan pelatihan diikuti oleh Kader Posyandu komunitas SAD Dwi Karya Bakti dan Kader Posyandu Desa (Mekar Sari). Acara dimulai dengan sambutan dari Tim Pundi Sumatera sebagai pelaksana kegiatan. Dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Puskesmas Rantau Keloyang yang juga membuka acara secara resmi.
Peran kader Posyandu komunitas SAD dalam Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi (Risti) menjadi salah satu fokus utama dalam pemaparan materi yang disampaikan oleh Puskesmas Rantau Keloyang. Materi ini menyoroti langkah-langkah yang harus dilakukan oleh kader Posyandu untuk mendeteksi dini potensi risiko pada ibu hamil. Terutama, yang memerlukan perhatian khusus.
Dalam materi tersebut, Puskesmas Rantau Keloyang menjelaskan secara mendalam tentang gejala yang menjadi indikasi adanya risiko tinggi pada ibu hamil. Hal ini mencakup parameter medis, perilaku, dan kondisi kesehatan yang perlu diamati secara seksama.
Dengan memahami dan mampu mengenali Risti secara dini, kader Posyandu komunitas SAD dapat memberikan bantuan dan rujukan yang tepat kepada ibu hamil. Khususnya yang membutuhkan perawatan tambahan atau konsultasi lebih lanjut kepada tenaga medis yang kompeten.
Pelatihan juga menghadirkan materi tentang peran kader Posyandu komunitas SAD dalam mendampingi ibu hamil pada fase persiapan dan pasca persalinan. Materi ini pun disampaikan oleh Akbid Amanah Muaro Bungo.
Para kader Posyandu komunitas SAD diberikan pemahaman yang mendalam tentang pemulihan fisik ibu pasca persalinan. Juga, teknik menyusui yang benar, perawatan bayi yang optimal, perawatan masa nifas, dan pentingnya penggunaan kontrasepsi setelah melahirkan.
“Sebenarnya kami butuh informasi lebih banyak tentang perawatan masa nifas yang benar. Kalau di komunitas biasanya kami kurang peduli dengan kesehatan pasca melahirkan karena sudah sibuk mengurus bayi dan rumah. Semoga kami semakin sering mendapatkan pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak. Agar lebih optimal lagi dalam merawat kesehatan,” tutur Sri Bungo, ibu tunggal dan merupakan salah satu kader posyandu Aoh Bergesih.
Materi ini pun dirancang secara komprehensif. Untuk memberikan pemahaman yang holistik kepada para kader Posyandu komunitas SAD. Sehingga mereka dapat memberikan layanan yang optimal dan memberi kontribusi yang positif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi di masyarakat. Dengan pemahaman yang mendalam, diharapkan para kader dapat memberikan pendampingan yang lebih baik. Pun, membantu dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi ibu dan bayi.
Rencananya setelah diberikan beberapa kali pelatihan, para kader ini diharapkan mampu untuk terlibat aktif dalam kegiatan posyandu rutin yang diadakan oleh bidan desa di komunitas SAD Dwi Karya Bakti.
“Harapannya nanti mereka-mereka ini yang akan menjadi perpanjangan tangan dari komunitas dan bidan desa. Mereka bisa membantu memberikan laporan langsung terkait identifikasi masalah. Serta membantu bidan dalam menangani ibu-ibu dan anak-anak di komunitas mereka sendiri,” ujar Ulvi selaku fasilitator lapangan.