Layanan Kesehatan Bagi Masyarakat Adat SAD

Pundi Sumatra dengan dukungan Estungkara melaksanakan kegiatan edukasi bulanan, Kamis 19 Oktober 2023. Tujuan dilakukannya edukasi bulanan ini, untuk memberikan wawasan dan fasilitasi interaksi bagi masyarakat adat Suku Anak Dalam (SAD).

Kegiatan ini pun diinisiasi sebagai respon terhadap penyebaran penyakit menular Tuberkulosis (TBC) yang menimpa salah satu masyarakat adat. “Dari pemeriksaan, total ada 2 yang terinfeksi dari 3 orang yang terindikasi,” ujar Arief, fasilitator lapangan. Selain TBC, Arief juga menjelaskan bahwa penyakit yang kerap diderita masyarakat adat SAD adalah demam, batuk, pilek, serta sakit perut. Faktornya, kebersihan diri dan lingkungan yang minim.

Pada kesempatan ini Pundi Sumatra kembali menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sarolangun untuk memberikan edukasi. Masyarakat adat SAD diajak berpartisipasi untuk mencegah penularan tanpa rasa khawatir atau diskriminasi terhadap pasien dan keluarganya.

Denis, ketua Markas PMI Sarolangun menyampaikan bahwa ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit TBC. Seperti, pemberian vaksin pada bayi baru lahir, dan mendorong praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Serta melakukan pemeriksaan sedini mungkin pada orang yang terindikasi. “Cuci tangan secara teratur sebelum makan, dan sesudah beraktivitas di luar rumah menjadi kunci dari kesehatan diri,” tutur Denis.

Denis juga menjelaskan bahwa pasien yang mengidap TBC tidak boleh didiskriminasi. Meski merupakan penyakit menular, pasien dengan penyakit TBC harus didukung dan diberi motivasi untuk sembuh.

Rombong Jurai, sebagai daerah yang belum mendapatkan bantuan kesehatan dari pemerintah, juga mendapatkan sosialisasi dari PMI Sarolangun. Salah satunya tentang cara efektif mengakses layanan medis serta pentingnya memiliki perlindungan kesehatan.

“Perlindungan kesehatan ini sebagai bentuk kesetaraan kesehatan antara masyarakat adat dengan masyarakat umum. Teman-teman di sini adalah warga negara yang dijamin kehidupannya oleh pemerintah. Maka dari itu penting sama-sama mengawal proses bantuan JKN yang seharusnya menjadi hak kita bersama,” terang Denis.

Pundi Sumatra terus mendorong pemerintah terutama Dinas Sosial untuk menyelesaikan pendataan agar segera didaftarkan dalam baseline Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Sebelumnya, Pundi Sumatra telah melakukan MoU dengan Puskesmas Pematang Kejumat agar dapat memberikan layanan kesehatan ke lokasi permukiman masyarkat adat SAD minimal sebulan sekali. Namun kerja sama ini tentu saja masih memiliki keterbatasan waktu kegiatan serta keterbatasan peralatan dari puskesmas tersebut seperti obat-obatan.

“Kita juga masih mendorong adanya anggaran daerah khusus kepada para unit kesehatan agar mampu mengadakan kunjungan lapangan untuk pemeriksaan gratis kepada masyarakat adat SAD disini. Tentunya tanpa intervensi dari kita,” tegas Arief.

Penulis :

PUNDI SUMATRA