Kisah Wunu Hidupkan Pangan Lokal di Desa Ndapayami

Oleh: Naomi, Lembaga Bumi Lestari

Wunu Hiwal terpanggil untuk menanam pangan lokal khas daerahnya di Di Desa Ndapayami, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Selepas pensiun dari jabatannya sebagai Sekretaris Desa Ndapayami, Wunu aktif mengisi waktu luangnya dengan bercocok tanam. Ia kini aktif mengembangkan lahan pertaniannya menjadi salah satu lokasi percontohan praktek tanaman pangan lokal. Beragam tanaman umbi-umbian seperti keladi dan ubi kayu  tumbuh subur di lahannya.

Wunu mulai menanam pangan lokal di lahannya sejak Desember 2022 hingga sekarang. Ia mulai bercocok tanam dengan luas lahan 4 are. Upaya Wunu tidak sia-sia. Kini luas lahannya berkembang menjadi 8 are.

“Makan ubi-ubian, nasi jagung, itu lebih bikin kenyang dibanding makin nasi beras. Selain itu, pangan lokal ini kan punya nilai gizi yang lebih bagus,” ujar Wunu.

Semangat Wunu menanam kembali tanaman pangan lokal berangkat dari cita-cita mulia. Ia ingin membantu warga Desa Ndapayami memenuhi kebutuhan pangan pokok sehari-hari. Selama ini warga Desa Ndapayami harus mengeluarkan ongkos lebih untuk memberi beras di pasar yang letaknya jauh dari desa. Kondisi itu cukup memberatkan karena banyak dari mereka yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Konsistensi Wunu patut diacungi jempol sebab perjalanannya dalam bercocok tanam tidak selalu mulus. Ia beberapa kali harus mendapati hasil panen yang tidak sesuai harapan. Namun berkat kesabarannya hasil panennya pun berbuah manis dengan kualitas yang terus membaik.

Wunu yang didukung Lembaga Bumi Lestari dan KEMITRAAN lewat Program ESTUNGKARA juga berinisiatif untuk kembali menghidupkan pangan lokal seperti umbi-umbian sebagai bahan makanan pokok. Dengan demikian warga desa tak sepenuhnya bergantung kepada beras yang ongkos membelinya cukup mahal. Mereka kini bisa mengonsumsi pangan lokal yang ditanam di pekarangan saat membutuhkan bahan makanan pokok.

Secara tidak langsung Wunu pun telah menghidupkan kembali kedaulatan pangan lokal yang sempat hilang. Ada banyak manfaat yang didapat dari konsumsi pangan lokal. Selain lebih hemat, kandungan gizi yang diperoleh juga lebih lengkap. Hal ini

“Saya harap, Lembaga Bumi Lestari dapat melakukan pendampingan dan pelatihan lebih baik tentang pangan lokal di lebih banyak lagi masyarakat karena Desa Ndapayami ini punya potensi besar,” Tutur Wunu.

Hal senada disampaikan Mama Damaris, istri Wunu. Ia mengatakan pangan lokal seperti ubi-ubian sangat baik untuk anak-anak, bayi, dan balita, karena kandungan nutrisinya dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Ubi-ubian selalu disiapkan sebagai makanan untuk bayi, balita dan anak-anak saat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada kegiatan Posyandu. Selain itu, ubi kayu dan keladi bisa dijadikan sebagai alternatif makanan sehingga tidak tergantung pada beras saja,” ujar Damaris.

Penulis :