Edukasi dan Sosialisasi Kekerasan Terhadap Perempuan di SAD

Peringatan Hari Perempuan Sedunia di bulan Maret lalu menjadi momentum bagi Pundi Sumatra untuk menggelar pelatihan kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial (GEDSI) bagi kelompok perempuan di Komunitas Suku Anak Dalam (SAD).

Kesetaraan GEDSI menjadi landasan penting untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan keempat. Yaitu: memastikan pendidikan berkualitas yang setara dan mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.

Acara tersebut dilaksanakan di pemukiman Suku Anak Dalam Dwi Karya Bakti di Bungo pada 23 Maret. Serta di komunitas Suku Anak Dalam Sarolangun pada 28 Maret. Tujuannya memberikan pengetahuan dan keterampilan penting untuk mengatasi berbagai masalah yang memengaruhi perempuan dan anak-anak.

Di Kabupaten Bungo, pelatihan dimulai dengan sambutan dari tim Pundi Sumatera, dilanjutkan dengan presentasi dari narasumber, yaitu Bapak M. Zadjius SH. MH dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP3A), Kabupaten Bungo.

Dalam pemaparannya, beliau membahas dampak negatif pernikahan usia anak terhadap kesehatan reproduksi dan pola asuh anak. Untuk materi selanjutnya disampaikan oleh Ibu Pebrina, seorang bidan dari RS Jabal Rahma Bungo. Beliau membahas tentang kesehatan ibu, persiapan persalinan, perawatan pasca persalinan, dan metode kontrasepsi yang sesuai.

“Informasi yang disampaikan sangat berguna bagi kami kader posyandu di sini. Kami jadi bisa membantu saudara-saudara perempuan kami di sini. Khususnya untuk penanganan setelah melahirkan,” ujar Siska salah satu kader Posyandu Aoh Bergesih.

Sementara itu, di Kabupaten Sarolangun, pelatihan GEDSI ditujukan untuk komunitas Perempuan SAD. Dipandu oleh pembicara DP3A, sesi tersebut fokus pada perlindungan anak dan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak.

Acara tersebut dibuka oleh Camat Bathin VIII dan melibatkan partisipasi aktif dari peserta. Mereka berbagi pengalaman, kekhawatiran, dan ide-ide untuk meningkatkan perlindungan anak di lingkungan mereka. Selain itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Sarolangun memberikan edukasi tentang persalinan dan perawatan pasca persalinan, dengan menekankan pentingnya kesehatan ibu. Tingkat partisipasi yang tinggi menunjukkan minat dan kebutuhan yang kuat akan informasi dan keterampilan yang disampaikan.

Inisiatif-inisiatif ini sejalan dengan komitmen Pundi Sumatera untuk mempromosikan kesetaraan gender, melindungi hak anak, dan mendorong pembangunan berkelanjutan di daerah pedesaan. Dengan memberdayakan perempuan dan meningkatkan kesadaran perlindungan anak, sesi pelatihan ini berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi anak-anak dan ibu di Bungo dan Sarolangun.

Ulvi selaku pendamping lapangan Pundi Sumatra menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat adat yang merupakan etnis minoritas bisa mendapatkan manfaat atas layanan dasar serta perlindungan sosial dari program pemerintah.

“Kita mau kenalkan kepada kelompok ini bahwa ada program-program pemerintah yang mendukung perlindungan hak perempuan, khususnya pada kesehatan mereka. Selain itu kader dari Posyandu Aoh Bergesih yang dibentuk bersama dengan tim Matching Fund UNJA bisa menjadi barisan terdepan untuk mengedukasi komunitas Suku Anak Dalam tentang kesehatan,” jelas Ulvi.

Penulis :

PUNDI SUMATRA