Sakula Himba Wadah Pemberdayaan Pemuda dan Budaya

Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perubahan sosial yang cepat, peran pemuda sebagai agen perubahan menjadi semakin penting. Untuk menjawab tantangan ini, Sakula Himba hadir sebagai platform yang dirancang untuk mengedukasi, membangun karakter, dan memberdayakan generasi muda. Tujuannya, agar lebih peka terhadap berbagai permasalahan sosial, khususnya di tingkat desa.

Program Sakula Himba memiliki tujuan utama untuk menumbuhkan kesadaran dan keterampilan di kalangan pemuda, terutama di SMAN 1 Jabiren Raya. Program ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang mampu menjadi penggerak utama dalam melestarikan adat dan budaya lokal. Sekaligus menangani isu-isu sosial di desa. Melalui serangkaian kegiatan yang melibatkan siswa dan guru, Sakula Himba mengajak peserta didik untuk mendalami nilai-nilai budaya lokal. Serta memahami pentingnya inklusi sosial dan keberagaman.

Lebih dari sekadar program inklusi sosial, Sakula Himba menjadi wadah pembelajaran bersama mengenai adat dan budaya lokal. Dengan pendekatan yang komprehensif, program ini berkomitmen untuk menjaga kekayaan budaya kita tetap relevan di tengah arus perubahan zaman. Sambil memperkuat karakter dan peran pemuda yang lebih inklusif.

Panduan Sakula Himba disusun untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang pelaksanaan program ini. Dengan fokus pada pengembangan karakter siswa agar lebih peka terhadap permasalahan sosial serta peran pemuda dalam melestarikan adat serta budaya lokal.

Koordinasi dengan Kepala Sekolah dan pihak terkait memastikan bahwa komitmen terhadap pelaksanaan program ini terjaga. Sehingga semua pihak bekerja sama untuk mencapai tujuan Sakula Himba. Dengan pendekatan holistik, Sakula Himba berupaya mencetak generasi muda yang tidak hanya memahami, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan.

Untuk mewujudkan tujuan ini, Yayasan Betang Borneo Indonesia (YBBI) menjalin kerja sama dengan SMAN 1 Jabiren Raya melalui Program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dalam Kurikulum Merdeka. Dalam kerja sama ini, YBBI berperan sebagai guru tamu yang menyampaikan nilai-nilai GEDSI serta pengetahuan tentang adat dan budaya lokal langsung kepada siswa.

Kerja sama ini tidak hanya berdampak positif dalam pemahaman siswa tentang inklusi. Tetapi juga memfasilitasi penerapan program Sakula Himba di lingkungan sekolah. Dengan pendekatan ini, diharapkan terbentuk generasi muda yang memahami pentingnya kesetaraan dan inklusi. Serta memiliki apresiasi mendalam terhadap budaya dan adat istiadat lokal.

Dalam pelaksanaan Sakula Himba II, fokus utama diarahkan pada edukasi pemuda tentang GEDSI dan anti-bullying. Ini dilakukan melalui metode yang interaktif dan partisipasi. Melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran diharapkan tidak hanya menambah pemahaman teoretis, tetapi juga mendorong penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini bertujuan membangun pemahaman yang mendalam tentang keberagaman, penghargaan terhadap perbedaan, dan penciptaan lingkungan sekolah yang aman serta inklusif.

Metode pembelajaran dalam materi anti-bullying tidak hanya sekadar penyampaian informasi, tetapi juga melibatkan aktivitas interaktif yang menarik. Siswa diajak berpartisipasi dalam permainan yang mendorong refleksi terhadap situasi sosial yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan dampak bullying dan pentingnya empati. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan untuk menuliskan harapan dan ide-ide mereka terkait lingkungan sekolah yang bebas dari bullying. Serta mendiskusikan cara menciptakan ruang yang aman dan mendukung bagi semua siswa. Melalui metode ini, diharapkan siswa tidak hanya memahami teori anti-bullying, tetapi juga termotivasi untuk berkontribusi aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih positif dan inklusif.

Program Sakula Himba juga mengajak pihak tokoh adat untuk berpartisipasi aktif dalam implementasi program ini di komunitas lokal. Dukungan pemerintah kecamatan sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program. Sementara kolaborasi dengan pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan dukungan kebijakan dan alokasi dana yang memadai. Dengan melibatkan semua pihak, diharapkan program Sakula Himba dapat berjalan lebih efektif, mendapat dukungan luas, dan mampu menciptakan dampak yang signifikan dalam masyarakat.

Penulis :

YBBI