Workshop Pasca Relokasi Masyarakat Adat Rendu

Kegiatan workshop yang diselenggarakan merupakan sebuah forum untuk menyatukan berbagai pihak yang terlibat. Termasuk pemerintah desa, panitia relokasi, dan warga terdampak. Hal ini guna membahas serta merencanakan masa depan masyarakat adat Rendu pasca pembangunan Waduk Lambo. Pun, penyusunan tata ruang di lokasi relokasi masyarakat adat Rendu.

Workshop ini berlangsung selama dua hari dengan format hybrid, dipandu oleh Sisilia Wunu, seorang staf keorganisasian dari PEREMPUAN AMAN. Agenda kegiatan meliputi seremoni pembukaan, pemaparan data dari pemerintah desa, pemaparan data spasial dari PEREMPUAN AMAN, identifikasi kebutuhan bersama untuk keberlanjutan hidup, dan penyusunan rencana kehidupan pasca relokasi.

Dalam sambutan awal, Kepala Desa Rendu Butowe, Yeremias Lele, mengajak masyarakat untuk bersama-sama mempersiapkan kebutuhan jangka panjang dan kesejahteraan di tempat pemukiman relokasi. Ia menekankan pentingnya fokus pada agenda yang telah disiapkan guna mencegah konflik yang dapat menghambat proses relokasi.

Ibu Devi Anggraini, Ketua Umum PEREMPUAN AMAN, menegaskan komitmennya untuk terus membantu masyarakat dalam menghadapi dampak pembangunan. Sebagai masyarakat adat Rendu, mereka akan terus memperjuangkan kehidupan di wilayah adat mereka, mempraktikkan pengetahuan tradisional mereka dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam proses identifikasi kebutuhan bersama, fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta untuk berdiskusi dalam tiga kelompok: mama-mama, bapak-bapak, dan anak muda. Hal ini bertujuan untuk memastikan setiap kelompok dapat menyampaikan kebutuhan mereka tanpa adanya diskriminasi atau dominasi dari pihak lain. Setelah berdiskusi, perwakilan dari masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusi mereka.

Pada hari kedua, kegiatan workshop difokuskan pada penyusunan rencana kehidupan pasca relokasi dan penyesuaian tata ruang dalam peta lokasi Boadona. Sisilia sebagai fasilitator memaparkan alat bantu yang kemudian diisi oleh peserta. Di akhir kegiatan, Bapak Mateus Bhui, seorang tokoh adat dan masyarakat, menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah desa, daerah, pusat, dan PEREMPUAN AMAN dalam proses relokasi ke Boadona.

Dari narasi tersebut, tergambar bahwa workshop tersebut bukan hanya sekadar pertemuan. Tetapi juga sebuah forum yang berusaha mengakomodasi kebutuhan dan aspirasi seluruh pihak. Untuk mencapai keberlanjutan hidup yang lebih baik pasca relokasi.

Penulis :

Sisilia Wunu