Di Desa Nemnemleleu, terobosan baru terbentuk untuk memberi ruang bagi perempuan menyampaikan aspirasi dan usulan mereka di ranah publik. Program Pramusdus (Pra Musyawarah Dusun) Perempuan hadir sebagai hasil kerja sama antara Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM) dan Kemitraan dengan Pemerintah Desa Nemnemleleu. Program ini bertujuan memastikan perempuan di desa tersebut mampu berperan aktif dalam pengambilan keputusan publik.
Selama ini, Pemerintah Desa Nemnemleleu telah mendorong partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan pengambilan keputusan. Contohnya, pada Musyawarah Dusun (Musdus), Musyawarah Desa (Musdes), dan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrembangdes). Namun, keterlibatan perempuan sering kali hanya bersifat administratif, dengan kehadiran mereka yang terbatas pada pemenuhan standar representasi saja. Perempuan belum sepenuhnya diberi ruang untuk menyampaikan usulan dan kebutuhan mereka secara langsung.
Kepala Desa Nemnemleleu, Balsanus, menyadari pentingnya menggali aspirasi perempuan dengan lebih mendalam. Ia memerintahkan kepala dusun untuk menggelar Pramusdus Perempuan. Namun, hingga saat ini, baru satu dusun di Nemnemleleu Tengah yang melaksanakannya. Melihat kebutuhan ini, YCMM memfasilitasi pelaksanaan Pramusdus Perempuan di tiga dusun lainnya: Nemnemleleu Utara, Selatan, dan Utara.
Diskusi Pramusdus Perempuan dilaksanakan pada 22 Maret 2024 pukul 18.00 hingga malam hari. Pemilihan waktu ini dipilih karena siang hari perempuan sibuk dengan pembukaan kembali lahan pertanian setelah panen. Dalam diskusi tersebut, perempuan diberi pengetahuan tentang pentingnya peran mereka dalam rumah tangga dan hak mereka dalam pembangunan desa. Mereka juga diajarkan tentang GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion), memastikan bahwa peran mereka setara dalam berbagai aspek kehidupan.
Kepala dusun dari tiga dusun tersebut turut memberikan sambutan. Mereka menegaskan bahwa tujuan Pramusdus Perempuan bukan untuk meninggikan derajat perempuan di atas pria atau kelompok disabilitas. Melainkan untuk memastikan hak-hak mereka sebagai warga desa dan negara terpenuhi dengan baik. Diskusi ini membuka mata banyak perempuan tentang kebutuhan mereka yang sering terabaikan.
Salah satu isu utama yang diangkat dalam Pramusdus Perempuan adalah masalah air bersih. Perempuan di tiga dusun ini harus berjalan jauh ke sungai untuk mengambil air. Air inigunakan untuk mencuci baju, piring, serta keperluan sehari-hari lainnya. Mereka berharap pemerintah desa dapat menyediakan sarana air bersih yang mudah diakses.
Selain air, perempuan juga mengusulkan modal usaha untuk memulai bisnis kecil-kecilan, pembentukan kelompok tani perempuan dan pengaktifan kembali PKK dan Dasawisma. Tidak hanya itu, mereka juga menyarankan untuk adanya pelatihan kepemimpinan dan UMKM bagi perempuan. Semua usulan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian perempuan di Desa Nemnemleleu.
Program SIPAUMAT dari Estungkara, yang merupakan kerja sama antara YCMM dan Kemitraan, membawa warna baru bagi terwujudnya inklusi di Desa Nemnemleleu. Program ini tidak hanya memastikan perempuan bisa menyampaikan aspirasinya, tetapi juga memberikan edukasi tentang kesetaraan gender dan inklusi sosial.
Kepala Desa Nemnemleleu, Balsanus, menegaskan bahwa Pramusdus Perempuan adalah langkah penting untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik, bersih, dan amanah, menuju masyarakat desa yang sejahtera. Dengan adanya program ini, diharapkan suara perempuan dapat terakomodir dengan baik dalam perencanaan pembangunan desa.
Pramusdus Perempuan di Desa Nemnemleleu merupakan langkah maju dalam memastikan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan publik. Program ini membuka ruang bagi perempuan untuk berbicara dan menyampaikan kebutuhan mereka secara langsung. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan perempuan dan masyarakat desa secara keseluruhan.