Menjaga Kesehatan Reproduksi Melalui IVA Tes

Pagi itu, udara di sekitar Kantor Desa Belimbing terasa segar. Suasana desa yang biasanya tenang, mendadak ramai dengan kehadiran para perempuan yang berkumpul untuk mengikuti seminar penting tentang kesehatan reproduksi. Mereka datang dengan wajah penuh harap dan sedikit cemas. Ingin mendapatkan informasi sekaligus layanan kesehatan yang sangat penting bagi mereka—IVA tes.

Pada Selasa, 20 Agustus 2024, sebanyak 25 perempuan dari berbagai latar belakang berkumpul di aula kantor desa. Mereka adalah pengurus dan anggota Kelompok Wanita Pengusaha Sosial (KWPS) Lampion Merah Abadi, ketua RT, ketua RW, anggota PKK, kader Posyandu, tokoh agama, serta para kader Jumantik. Semua memiliki tujuan yang sama: mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang IVA tes. Sebuah prosedur penting untuk mendeteksi dini kanker serviks, dan beberapa di antaranya akan menjalani tes tersebut.

Dr. Dewi Yuliana Lestari, seorang dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, diundang sebagai narasumber utama. Dengan penjelasan yang lugas dan penuh empati, dr. Dewi memaparkan betapa berbahayanya penyakit tidak menular seperti kanker serviks dan kanker payudara. Kanker, penyakit yang tak terlihat namun mematikan, sering kali terlambat disadari karena gejalanya yang tidak kentara. Dengan nada yang tegas namun menenangkan, ia menjelaskan pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan rutin seperti IVA tes dan SADARI (Periksa Payudara Sendiri).

“Kanker payudara dan kanker serviks adalah ancaman nyata bagi perempuan. Keduanya bisa dicegah dan dideteksi dini jika kita mau meluangkan waktu untuk memeriksa diri,” ucap dr. Dewi, seraya menunjukkan cara-cara sederhana untuk mengenali tanda-tanda awal kedua jenis kanker tersebut.

Seminar ini bukan hanya tentang mendengar, tapi juga berinteraksi. Para peserta diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada dr. Dewi. Pertanyaan yang muncul mencerminkan berbagai kekhawatiran yang mereka rasakan. Misalnya, Ibu Enggit, yang menikah di usia muda, merasa cemas akan risiko terkena kanker seiring bertambahnya usia. Dr. Dewi dengan sabar menjelaskan bahwa meskipun risiko itu ada, menjaga pola hidup sehat dan melakukan skrining rutin bisa membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Pertanyaan lainnya datang dari Ibu Herdah yang bertanya tentang kemungkinan melakukan vaksin HPV setelah hasil IVA tesnya negatif. Dr. Dewi menjelaskan bahwa vaksin HPV bisa dilakukan kapan saja, asalkan hasil tes menunjukkan tidak adanya kelainan. “Vaksin HPV adalah langkah preventif yang sangat penting, terutama jika dilakukan sebelum terjadinya infeksi,” tambahnya.

Setelah sesi tanya jawab, tibalah saat yang dinanti-nantikan oleh para peserta, yaitu pelaksanaan IVA tes. Ibu Bidan Vika Pratiwi dari Puskesmas Salembaran Jaya, dibantu oleh Ibu Lilis dan Ibu Ida, bertugas melaksanakan pemeriksaan ini. Satu per satu, para peserta yang telah mendaftar, masuk ke ruangan pemeriksaan. Meskipun ada sedikit ketegangan, banyak di antara mereka yang merasa lega setelah mengetahui bahwa tes ini tidak sesakit yang mereka bayangkan.

Dari 25 peserta, 20 orang berhasil menjalani pemeriksaan. Hasilnya, semua peserta dinyatakan negatif dari kanker serviks. Meskipun ada tiga orang yang terdeteksi mengalami peradangan dan memiliki benjolan yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.

Di akhir acara, beberapa peserta berbagi pengalaman mereka. Ibu Erika, misalnya, awalnya merasa takut untuk menjalani tes ini. “Saya dengar katanya tes IVA itu sakit, tapi ternyata tidak. Pemeriksaannya cepat dan hasilnya bagus,” ucapnya dengan senyum lega.

Ibu Ong Castari, yang diajak oleh adiknya, juga merasakan kekhawatiran serupa. Namun setelah mendengarkan penjelasan dari dr. Dewi dan menjalani tes, ia merasa lebih tenang. “Saya jadi sadar kalau semua perempuan harus melakukan deteksi dini kanker. Hasil tes IVA saya negatif, jadi saya merasa lega dan senang,” tuturnya.
Seminar ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga memberdayakan perempuan Desa Belimbing untuk mengambil langkah-langkah penting dalam menjaga kesehatan mereka.

Dengan dukungan tenaga medis yang berpengalaman dan kesadaran yang semakin meningkat, para perempuan ini kini lebih percaya diri untuk menjalani hidup yang sehat dan bebas dari ancaman kanker. Kegiatan ini adalah bukti bahwa dengan pengetahuan dan tindakan preventif yang tepat, kesehatan reproduksi perempuan bisa lebih terjamin. Mereka bisa menikmati hidup dengan kualitas yang lebih baik.

Penulis :

aldi agustian