Pemerintah Desa Pauh Menang mengadakan pelatihan tanaman muda untuk masyarakat adat Orang Rimba Kelompok Ngilo. Pelatihan ini bekerja sama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Dalam prosesnya, Kepala Desa Pauh Menang, Bapak Ngadiran, melibatkan petani desa untuk berbagi pengalaman praktik baik dalam bercocok tanam.
Selama ini masyarakat adat orang rimba kelompok Ngilo, hidup dalam keterbatasan sumber daya dan pengetahuan. Harapannya melalui pelatihan tanaman muda ini, masyarakat adat orang rimba kelompok Ngilo dapat melakukan perubahan besar di lingkungan mereka.
Awal kegiatan ditandai dengan penjelasan dari PPL tentang cara penggemburan tanah, baik yang bersifat organik maupun dengan pemupukan. Praktik penyemaian bibit juga menjadi fokus utama. Memberikan solusi terhadap keluhan masyarakat adat orang rimba kelompok Ngilo terkait kualitas bibit yang dijual secara kemasan.
“Gunakan air rendaman kulit bawang merah untuk merendam bibit kemasan dalam proses penyemaian. Air tersebut akan merangsang pertumbuhan bibit dengan baik,” kata tim PPL kepada peserta pelatihan.
Langkah konkret ini dibuat untuk memperbaiki kualitas penyemaian. Instruksi praktis ini menciptakan kesempatan bagi Orang Rimba untuk merasakan perubahan positif dalam hasil pertanian mereka.
Kades Pauh Menang tidak hanya memberikan panduan, tetapi juga memberikan dorongan nyata. Salah satunya memberikan 5 pohon alpukat untuk ditanam di permukiman masyarakat adat Orang Rimba. Ngadiran mengungkapkan pentingnya adaptasi Orang Rimba terhadap cara hidup bertani yang umum di masyarakat sekitar.
“Pelan-pelan memang Orang Rimba harus mengikuti cara hidup bertani masyarakat yang ada di sekitar mereka. Sebagai upaya untuk bertahan hidup di tengah kegiatan berburu yang sudah tidak menentu lagi,” ujar Ngadiran.
Lebih dari sekadar pelatihan pertanian, kegiatan ini menciptakan hubungan yang erat antara desa dan kelompok Ngilo. Kades Pauh Menang menyampaikan kesiapannya untuk membantu pemasaran hasil pertanian tanaman muda yang dihasilkan oleh Orang Rimba. Hal ini menjawab kendala dan keengganan Orang Rimba dalam memulai kegiatan ekonomi berbasis tanaman pekarangan.
Seiring dengan kegiatan ini, sebuah lapisan baru tumbuh di antara pepohonan rimba, lapisan harapan, pengetahuan, dan kerja sama. Masyarakat adat orang rimba kelompok Ngilo tidak hanya mendapatkan pelatihan pertanian. Mereka mendapatkan peluang untuk membangun masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan. Inisiatif ini adalah cahaya di dalam kegelapan, mengarahkan langkah-langkah mereka menuju kehidupan yang lebih baik.