Partisipasi aktif perempuan Kasepuhan dalam pengembangan ekonomi lokal telah menjadi fokus utama Program Estungkara-INKLUSI. Ini melibatkan tiga Kasepuhan di Lebak, Banten, antara lain; Kasepuhan Cirompang, Kasepuhan Pasir Eurih, dan Kasepuhan Cibarani. Mereka menjadi peserta yang ikut dalam Program Pelatihan Koperasi yang bertujuan untuk memperkuat peran perempuan dalam ranah peningkatan ekonomi.
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 07-08 Mei 2024 di Jakarta. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Lembaga Pemberdayaan dan Pengembangan Sumber Daya Wanita (PPSW) Jakarta melalui program Estungkara-INKLUSI didukung oleh Kemitraan-Patnership.
Pelatihan tersebut diikuti oleh 12 peserta yang merupakan perwakilan dari masing-masing kelompok. Kasepuhan Lodong Cibarani mengirimkan 4 peserta, Kasepuhan Sompang Sancang-Cirompang diwakili oleh 3 peserta, dan Kasepuhan Canoli mengirimkan 5 peserta.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan pendidikan dasar perkoperasian kepada kelompok ekonomi perempuan di Kasepuhan. Melalui serangkaian kegiatan yang mencakup pembelajaran tentang filosofi, konsep, dan kelembagaan koperasi, peserta juga memiliki kesempatan untuk terlibat dalam dialog serta mengunjungi langsung salah satu koperasi yang telah berjalan.
Pada hari pertama, peserta menerima peningkatan kapasitas dari Ibu Tri Endang Sulistiyowati dari PPSW Jakarta yang telah lama aktif dalam mendampingi beberapa koperasi di Jakarta. Ibu Tri membuka sesi dengan menyampaikan filosofi koperasi, menekankan pentingnya berkelompok dan mengapa koperasi menjadi pilihan.
Dia menjelaskan beberapa prinsip dasar dalam membangun koperasi, yaitu harus bersifat kolektif, menjadi alat demokratisasi ekonomi, dan menekankan pada swadaya serta keberlanjutan. Pemilihan koperasi sebagai model pengelolaan dianggap relevan dengan nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan yang kuat di masyarakat Kasepuhan. Sehingga diharapkan peserta dapat menerapkan konsep-konsep koperasi dalam mengembangkan usaha mereka secara efektif dan berkelanjutan.
Materi kedua pada hari pertama adalah penguatan manajemen kelompok yang juga disampaikan oleh Ibu Tri. Dalam sesi ini, peserta belajar tentang tanggung jawab anggota dan pengurus kelompok. Termasuk proses pengambilan keputusan bersama dan penyusunan peraturan kelompok. Peserta diajak memahami tanggung jawab masing-masing, mulai dari ketua, sekretaris, bendahara hingga anggota, serta prinsip dalam proses pengambilan keputusan kelompok.
Pada hari kedua, Ibu Tri kembali memberikan materi, kali ini tentang penguatan kepemimpinan. Peserta diajari apa itu pemimpin, gaya kepemimpinan, serta tipe-tipe anggota kelompok. Ibu Tri menjelaskan bahwa pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih. Sedangkan kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain melalui komunikasi yang terarah untuk mencapai tujuan.
Peserta diajarkan untuk mengenali empat tipe anggota: tidak mau dan tidak mampu, mau tapi tidak mampu, tidak mau tapi mampu, dan mau serta mampu. Gaya kepemimpinan yang diajarkan mencakup memerintah, mengajak, melibatkan, dan melimpahkan tugas, yang disesuaikan dengan tipe anggota.
Materi terakhir dalam studi banding ini adalah penjabaran lebih rinci tentang koperasi. Ibu Tri menjelaskan sejarah, prinsip, nilai-nilai, dan aturan main dalam koperasi. Setelah materi ini, peserta diajak mengunjungi Koperasi Lentera Benteng Jaya di Tangerang, koperasi binaan PPSW yang beranggotakan perempuan komunitas Cina Benteng.
Ibu Tyas Widya Anggraini, ketua koperasi, berbagi kisahnya tentang perubahan hidupnya setelah bergabung dengan koperasi yang didampingi oleh PPSW. Dulu, Ibu Tyas sering berjudi dan mengalami kesulitan ekonomi, namun kini koperasi yang dipimpinnya telah berkembang dengan 800 anggota.
Inisiatif ini bukan sekadar langkah menuju kesetaraan ekonomi, tetapi juga investasi dalam kedaulatan ekonomi lokal. Dengan memberikan kesempatan dan dukungan lebih besar bagi perempuan dalam pengembangan ekonomi, diharapkan terjadi transformasi positif yang berdampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat adat di Kasepuhan.
RMI menggandeng PPSW yang dijembatani oleh Kemitraan melalui program Estungkara untuk berkolaborasi dalam pemberdayaan ekonomi perempuan melalui konsep koperasi. Kolaborasi ini, yang dimulai sejak 2023, dirasa sangat relevan dengan upaya RMI dalam mendorong kemandirian ekonomi kelompok perempuan di komunitas Kasepuhan. Ke depan, kolaborasi ini akan terus berlanjut untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi di masyarakat Kasepuhan.