Aldi Massa, seorang pemuda berusia akhir dua puluhan, lahir dan dibesarkan di Desa Kaluppini, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Desa yang terletak di daerah pegunungan ini dikenal dengan keindahan alamnya yang subur dan tenang. Sebagai anak kedua dari lima bersaudara dalam keluarga petani sederhana, Aldi tumbuh dengan memahami kerasnya pekerjaan di ladang serta menghargai ketenangan yang ditawarkan alam.
Keluarga Aldi Massa memiliki lahan pertanian yang cukup luas, dikelola turun-temurun. Sejak kecil, Aldi terbiasa dengan kehidupan pedesaan yang penuh tantangan. Dengan kulit yang sedikit kecokelatan akibat sering terpapar sinar matahari, tubuh yang kuat dan tangguh karena terbiasa dengan pekerjaan fisik, serta mata yang tajam penuh semangat, Aldi dikenal sebagai sosok rendah hati, pekerja keras, dan sangat berdedikasi. Senyumnya yang ramah membuatnya mudah bergaul dengan siapa saja.
Meskipun berasal dari keluarga petani, Aldi memiliki tekad yang kuat untuk menuntut ilmu. Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang ingin melihat anak-anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik, Aldi Massa berhasil menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah dengan prestasi cemerlang. Ia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Politeknik Negeri Ujungpandang (PNUP) dengan jurusan Teknik Sipil.
Perjalanan kuliah Aldi tidaklah mudah. Di awal perkuliahan, ia menghadapi tantangan beradaptasi dengan lingkungan baru dan metode pembelajaran yang lebih mandiri dibandingkan masa sekolah. Namun, dengan cepat Aldi menemukan ritme belajarnya dan mulai menunjukkan prestasi gemilang. Ia aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan non-akademik, termasuk organisasi kemahasiswaan seperti BEM dan Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil. Berkat dedikasinya, Aldi sering mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi di fakultasnya.
Setelah lulus dengan prestasi, Aldi memutuskan untuk kembali ke desanya. Keputusan ini awalnya tidak mudah diterima oleh keluarganya.
Mereka mengharapkan Aldi bekerja di kota besar dengan karier yang mapan dan penghasilan stabil. Ketika Aldi menyatakan keinginannya untuk kembali ke desa, keluarganya merasa kecewa dan khawatir. Selain tekanan dari keluarga, Aldi juga menghadapi kritik dari kerabat dan tetangga yang menganggapnya membuang kesempatan besar di kota.
Namun, Aldi tetap teguh pada pendiriannya. Ia percaya bahwa ilmu yang didapatkan bisa diterapkan untuk memajukan desanya. Ia ingin melihat Kaluppini menjadi desa percontohan dalam hal pertanian berkelanjutan dan mandiri. Aldi bermimpi membangun pusat pelatihan pertanian di desanya, di mana para petani bisa belajar teknik baru dan berbagi pengalaman. Ia juga berencana mengembangkan produk lokal dan memperkenalkannya ke pasar yang lebih luas.
Aldi mulai merancang dan menerapkan proyek-proyek kecil untuk menunjukkan dampak positif dari metode pertanian modern yang dia perkenalkan. Salah satunya adalah sistem peternakan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Aldi mendirikan kandang sapi untuk memberikan contoh dan edukasi kepada masyarakat bahwa kotoran ternak sapi adalah sumber pendapatan yang berharga. Kotoran sapi dapat diolah menjadi pupuk kompos untuk mendukung pertanian organik.
Pada akhir April 2024, SCF – Kemitraan dengan program Estungkara memulai kegiatan Sekolah Lapang Agrosilvopastura. Sistem pertanian Agrosilvopastura adalah sistem pertanian yang menitikberatkan pada keseimbangan ekologi melalui pertanian, peternakan, dan pelestarian hutan. Mimpi Aldi sejalan dengan program ini, sehingga ia antusias berpartisipasi sebagai koordinator Sekolah Lapang Agrosilvopastura di Desa Kaluppini.
Agrosilvopastura adalah sistem integrasi yang menggabungkan tiga komponen utama: pertanian, sistem hutan (silvikultur), dan peternakan dalam satu unit manajemen lahan terintegrasi. Konsep ini dirancang untuk memanfaatkan interaksi positif antara tanaman, pohon, dan hewan, serta untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sistem pertanian.
Sistem ini tidak hanya meningkatkan hasil pertanian tetapi juga membawa dampak positif signifikan terhadap taraf kehidupan ekonomi petani. Dengan diversifikasi produksi, peningkatan kesuburan tanah, pengurangan biaya, dan stabilitas ekonomi yang lebih besar, petani yang menerapkan sistem ini dapat menikmati peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Aldi berencana memperkenalkan dan menerapkan sistem Agrosilvopastura di Desa Kaluppini. Dengan menggabungkan pertanian, kehutanan, dan peternakan, Aldi berharap dapat meningkatkan produktivitas lahan dan kesejahteraan petani setempat. Ia juga berencana mengembangkan pertanian organik di desa, dengan harapan dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan membuka akses ke pasar organik yang lebih luas.
Aldi bercita-cita menjadi agen perubahan dalam dunia pertanian, khususnya di daerah pedesaan. Ia ingin mendorong adopsi praktik pertanian berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Aldi juga ingin menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berani bermimpi besar dan berkontribusi pada kemajuan masyarakat. Dengan semangat pantang menyerah, Aldi percaya bahwa setiap perubahan besar memerlukan waktu dan kesabaran.
Orang tua Aldi akhirnya merasa bangga dengan keberanian dan tekad anaknya. Mereka melihat bahwa Aldi telah menemukan cara untuk memanfaatkan pendidikan tinggi yang diperolehnya demi kebaikan komunitasnya sendiri. Dengan dukungan yang semakin besar dari keluarga dan komunitas, Aldi merasa lebih yakin dan termotivasi untuk terus mengembangkan desanya. Ia tahu bahwa perjalanan ini masih panjang, tetapi dengan dukungan yang ada, ia yakin dapat mencapai mimpinya.
Aldi Massa adalah contoh nyata bagaimana seorang pemuda dari desa bisa menjadi agen perubahan, menggabungkan ilmu pengetahuan modern dengan kearifan lokal untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi komunitasnya.
*Artikel ini ditulis oleh: Muslimin, SCF