Masyarakat Adat Orang Rimba Dapatkan Bantuan Layanan Kesehatan

Tiga kali dalam setahun, layanan pemeriksaan kesehatan diadakan bagi masyarakat adat orang rimba. Layanan pemeriksaan ini berkolaborasi antara bidan Posyandu desa Rejosari, Pemerintahan Desa Rejosari, Puskemas Pamenang, dan Ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) desa. Pelayanan kesehatan ini berfokus kepada pemenuhan layanan dasar bagi masyarakat adat orang rimba.

Dimulai dengan inisiatif bahwa pelayanan kesehatan tidak hanya menyoal pengobatan fisik. Tetapi juga membuka pintu untuk transformasi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adat orang rimba.

Dalam rangkaian kegiatan ini, lansia, ibu hamil, dan anak-anak yang mengalami sakit mendapatkan perhatian khusus. Demam, batuk, pilek, dan sesak nafas tidak lagi menjadi ketakutan tanpa solusi, karena layanan kesehatan telah merangkul mereka.

Saat Sumping, seorang induk hamil, diperiksa oleh bidan posyandu, ditemukan bahwa kondisinya sangat kekurangan gizi. Dengan berat hanya 48 kg pada bulan keempat kehamilan, Sumping mengalami kondisi gizi yang buruk. Lingkar perut kecil, dan tubuh lemas lunglai sehingga menjadi catatan tentang tantangan yang dihadapi oleh ibu hamil di pedalaman.

Langkah pertama yang diambil adalah memberikan vitamin dan memberikan edukasi tentang kesehatan ibu hamil. Makanan bergizi dan pemeriksaan rutin di posyandu atau puskesmas dengan kartu Jaminan Kesehatan Desa (Jamkesda) menjadi kunci perbaikan. Fasilitator Warsi pun mendorong Sumping untuk pemeriksaan lebih lanjut di Puskesmas Pamenang, termasuk USG dan pemeriksaan lanjutan.

Tidak hanya itu, screening malaria dilakukan untuk anak-anak dan orang dewasa yang mengalami demam. Hasil rapid test yang menyatakan negatif malaria, memberikan sedikit kelegaan di tengah tantangan kesehatan mereka. Ibu PKK juga memberikan bantuan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT), seperti bubur jagung, untuk anak-anak masyarakat adat orang rimba. Kepala Desa Rejosari, menyatakan bahwa kegiatan ini akan menjadi agenda rutin untuk mendekatkan layanan posyandu kepada masyarakat adat orang rimba.

Namun, tidak hanya tentang kesehatan, kepala desa juga memandang perlunya integrasi sosial antara masyarakat adat orang rimba dan warga desa. Kegiatan gotong royong di pemukiman Suku Anak Dalam dijanjikan sebagai langkah konkret. “Batang kayu untuk memperbaiki pondok tinggal masyarakat adat orang rimba dan lubang-lubang untuk sampah rumah tangga menjadi ajakan untuk bersatu, berbaur, dan membentuk komunitas yang lebih besar,” ujar Yuli Widodo, Kepala Desa Rejosari.

Penulis :

Astri Manurung