Ditengah-tengah perubahan sosial dan perjuangan untuk kesetaraan gender yang semakin berkembang, sebuah peristiwa penting, terbentuknya forum perempuan di desa Kalamba, kecamatan Haharu, kabupaten Sumba Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur. Kalamba telah lama diwarnai oleh tradisi, norma dan nilai sosial dengan kearifan lokal, yang kadang kala mengekang potensi perempuan dalam masyarakat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, semangat perubahan mulai tumbuh di kalangan perempuan di desa ini. Mereka merasa bahwa tiba saatnya untuk bersatu dan membangun sebuah wadah yang akan memberikan mereka suara dan kekuatan untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Perjalanan menuju pembentukan Forum Perempuan di Desa dimulai dengan berbagai diskusi, pertemuan, dan konsultasi antara perempuan desa. Mereka berbagi cerita hidup mereka, tantangan yang mereka hadapi, dan impian mereka tentang perubahan yang ingin mereka lihat dalam masyarakat mereka. Dalam proses ini, mereka merasakan betapa pentingnya untuk bersatu sebagai satu kesatuan yang kuat.
Pada 29 Maret 2023, diadakanlah pertemuan dalam rangka pembentukan forum perempuan tersebut. Hadir satu orang perwakilan dari pemerintah desa, satu orang dari lembaga adat. Satu orang perwakilan dari Lembaga Bumi Lestari, dan lima belas perempuan adat desa Kalamba. Acara pembentukan forum perempuan ini pun difasilitasi oleh salah satu petugas lapangan dari Lembaga Bumi Lestari. Terpilih Anita Bomba Lapir sebagai ketua forum perempuan. Ahad Dai Mbana Matolang sebagai sekretaris dan Arni Tonda Mbitu sebagai bendahara.
Dalam pertemuan tersebut, mereka menyetujui pembentukan forum perempuan di desa Kalamba sebagai wadah resmi untuk mengatasi masalah-masalah perempuan serta mempromosikan kesetaraan gender. Forum perempuan ini yg akan melakukan identifikasi terkait bantuan-bantuan yang masuk ke desa Kalamba dan memastikan apakah kelompok perempuan mendapatkan bantuan tersebut.
Lalu, melakukan pertemuan khusus untuk membahas hasil kegiatan mereka sebelum masuk di dalam musyawarah desa. Dengan adanya forum perempuan ini, harapannya dapat menjawab keluhan dan kegelisahan yang dirasakan setiap perempuan lainnya yang selama ini tidak berani bersuara disetiap forum musyarawarah desa.