Perempuan sering kali dianggap hanya sebagai pendukung dalam pembangunan desa, tanpa peran signifikan dalam proses pengambilan keputusan. Namun, di Desa Cirompang, Kabupaten Lebak, Banten, paradigma ini mulai berubah. Melalui program Estungkara, perempuan desa kini memiliki ruang untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan melalui Forum Musyawarah Perempuan. Sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menciptakan kebijakan yang lebih inklusif.
Pada 25 Agustus 2024, forum perempuan tingkat desa pertama kali diadakan. Menghadirkan 41 perempuan dari berbagai latar belakang: anggota PKK, kader posyandu, ketua RT, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan kelompok ekonomi lainnya. Keberagaman peserta mencerminkan potensi besar yang dimiliki perempuan desa dalam memajukan pembangunan di Cirompang. Forum ini menjadi wadah penting bagi perempuan untuk berbagi pengalaman. Juga, membahas isu-isu penting, dan merumuskan rencana aksi konkret yang dapat mendukung pengembangan desa secara berkelanjutan.
Forum ini bukan sekadar ajang diskusi, tetapi menjadi kanal utama bagi aspirasi perempuan untuk diakomodasi dalam kebijakan desa. Perempuan yang selama ini diposisikan sebagai penerima kebijakan, kini mulai berperan sebagai aktor utama dalam pembentukan kebijakan. Melalui diskusi intensif, mereka didorong untuk menyadari bahwa suara mereka sangat penting dalam memajukan desa.
Ela, perangkat desa bidang ekonomi pembangunan, adalah salah satu peserta yang merasakan manfaat forum ini. “Untuk pertemuan ini sangat baik sekali, baik secara pribadi maupun sebagai perangkat desa. Perempuan sangat menyambut baik dan bersyukur dengan adanya kegiatan itu. Karena banyak sekali manfaat yang dirasakan, terutama bagi kelompok perempuan di Cirompang,” ungkap Ela.
Menurut Ela, forum ini memberi perempuan desa motivasi dan kesempatan untuk berperan aktif dalam pembangunan. Sebelumnya, inisiatif-inisiatif perempuan sering kali terhenti di tengah jalan karena kurangnya pendampingan. “Ibu-ibu di Cirompang punya banyak ide, tapi tanpa adanya pendampingan, biasanya hanya menjadi wacana,” tambahnya.
Salah satu contoh inisiatif yang sempat terhenti adalah kelompok bank sampah yang dibentuk beberapa tahun lalu. Namun, dengan adanya forum ini, semangat untuk menghidupkan kembali inisiatif tersebut kembali muncul. Ela menuturkan, “Kami pernah mencoba membentuk kelompok bank sampah, tapi karena kurangnya pendampingan, akhirnya tidak berjalan. Harapan kami RMI bisa terus mendampingi agar kami bisa menghidupkan kembali kegiatan ini.”
Selain bank sampah, forum ini juga mendorong inisiatif pemanfaatan lahan pekarangan untuk pertanian rumah tangga. Perempuan di Cirompang kini mulai berdiskusi tentang bagaimana mereka bisa memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayuran dan tanaman produktif, yang dapat membantu ketahanan pangan keluarga. Ela mengungkapkan, “Setelah kegiatan kemarin, mulai muncul wacana untuk kegiatan perempuan, seperti bank sampah dan pemanfaatan lahan pekarangan. Kami berharap inisiatif ini bisa didukung anggaran desa.”
Forum Musyawarah Perempuan di Desa Cirompang merupakan bagian dari rangkaian pertemuan sepanjang tahun 2024 yang bertujuan untuk memperkuat peran perempuan dalam pembangunan desa. Tidak hanya membahas isu-isu sosial dan ekonomi, forum ini juga mengupayakan partisipasi perempuan dalam perencanaan dan implementasi kebijakan desa. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan inisiatif-inisiatif perempuan dapat berkelanjutan dan menjadi bagian integral dari kebijakan desa.
Perubahan pola pikir mulai terlihat. Perempuan yang sebelumnya merasa peran mereka terbatas pada bantuan sosial, kini mulai menyadari bahwa mereka juga bisa terlibat aktif dalam pembangunan desa. “Sebelum adanya forum, banyak yang merasa bahwa peran perempuan hanya sebatas bantuan sosial. Sekarang mereka mulai antusias, menyadari bahwa mereka bisa berperan aktif dalam pembangunan,” jelas Ela.
Dengan adanya forum ini, perempuan di Cirompang tidak hanya lebih percaya diri, tetapi juga lebih berani menyuarakan pendapat mereka. Forum ini membuka jalan bagi terciptanya kebijakan desa yang lebih inklusif dan partisipatif. Di mana setiap suara, termasuk suara perempuan, dihargai dan diakomodasi.
Hasil konkret dari forum ini tidak hanya berhenti pada wacana. Revitalisasi kelompok bank sampah yang sempat terhenti kini mendapatkan komitmen dari pemerintah desa untuk didukung melalui anggaran desa. Selain itu, rencana pemanfaatan lahan pekarangan juga sedang dibahas lebih lanjut. Dengan harapan dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan keluarga di Cirompang.
Perempuan desa kini siap memberikan kontribusi nyata untuk menciptakan desa yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, peran perempuan dalam menciptakan kebijakan desa yang lebih adil dan partisipatif semakin menguat.
Forum Musyawarah Perempuan di Kasepuhan Cirompang tidak hanya memberikan ruang bagi perempuan untuk berbicara, tetapi juga mengajarkan mereka bahwa suara mereka dibutuhkan dalam pembangunan desa. Dengan inisiatif-inisiatif seperti revitalisasi bank sampah dan pemanfaatan lahan pekarangan, perempuan di Cirompang membuktikan bahwa mereka mampu berperan aktif dalam menciptakan perubahan.
Ke depan, diharapkan forum ini dapat terus berlangsung dan menjadi sarana yang memperkuat partisipasi perempuan dalam setiap aspek pembangunan desa. Dengan dukungan yang tepat, perempuan di Desa Cirompang akan menjadi pelopor dalam menciptakan kebijakan desa yang inklusif, adil, dan berkelanjutan, yang menghargai suara dan kontribusi setiap warganya.