Tobine Mohintu: Bangkitkan Peran Perempuan di Desa Lonca

Bell Hooks, seorang feminisme dan aktivis sosial dari Amerika Serikat pernah mengatakan, “komunitas terbentuk bukan dengan menghapuskan perbedaan, tapi dengan meneguhkannya.” Kalimat ini yang terlintas di pikiran ketika melihat forum perempuan yang diberi nama ‘tobine mohintu’ di desa Lonca, kecamatan Kulawi, kabupaten Sigi, provinsi Sulawesi Tengah berhasil bertumbuh hanya dalam waktu kurang lebih tiga bulan semenjak terbentuk.

Awal tahun 2023, desa Lonca menyaksikan lahirnya sebuah inisiatif yang mengubah wajah partisipasi perempuan di wilayah tersebut. Forum Perempuan Tobine Mohintu, yang dipelopori oleh Ibu Kepala Desa Lonca, dibentuk sebagai tanggapan atas kurangnya keterlibatan perempuan dalam kegiatan desa. Forum ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam diskusi desa dan musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbang), serta memajukan kesejahteraan ekonomi anggota melalui koperasi dan kebun kelompok.

Anggota forum berkumpul untuk menyetor uang muka sebesar Rp20.000 per orang, yang kemudian diputar sebagai modal koperasi. Selain itu, setiap bulan, tiap tanggal 28, anggota diwajibkan membayar iuran sebesar Rp5.000 dan menghadiri pertemuan kelompok rutin. Koperasi ini memberikan pinjaman dengan bunga menurun sebesar 5%, dan hanya anggota koperasi yang bisa meminjam uang tersebut. Hingga kini, total dana yang terkumpul hampir mencapai Rp10 juta dan telah dimanfaatkan oleh anggota untuk berbagai kebutuhan keluarga.

Forum Tobine Mohintu juga mengadakan kegiatan mapalus, yaitu gotong royong untuk membersihkan kebun atau pampa milik anggota secara bergilir. Kegiatan ini tidak hanya membantu meningkatkan ekonomi anggota, tetapi juga memperkuat interaksi sosial dan solidaritas di antara mereka.

Kebun kelompok yang baru saja dibuka mencakup lahan seluas setengah hektar dan akan ditanami cabai (rica). Hasil dari kebun ini akan digunakan untuk kepentingan kelompok, sehingga dapat menambah pemasukan bagi anggota forum. Untuk menjadi anggota forum, diperlukan jumlah minimal 20 orang, sesuai dengan SK Kepala Desa. Jika ada yang ingin bergabung lagi, akan dibentuk forum perempuan baru agar komitmen dan partisipasi anggota tetap terjaga.

Forum ini memiliki aturan ketat untuk memastikan keterlibatan aktif dari semua anggotanya. Misalnya, anggota yang tidak aktif selama enam bulan akan dikenakan denda. Selain itu, ada batas waktu peminjaman uang maksimal enam bulan; jika terlambat mengembalikan, bunganya akan dilipatgandakan. Denda juga dikenakan bagi anggota yang datang terlambat dalam setiap pertemuan. Semua aturan ini diterapkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa forum ini adalah untuk kebersamaan dan kemajuan bersama.

Dalam setiap pertemuan, selalu ada ruang diskusi mengenai keberlanjutan forum. Saat ini, fokus utama adalah mengelola kebun yang telah dibersihkan dan akan dibakar untuk menggemburkan tanahnya.

Ibu Rosmita Sari, ketua Forum Tobine Mohintu, merasakan banyak perubahan sejak memimpin forum ini. Ia menyadari bahwa perempuan juga mampu menghasilkan pendapatan, tidak hanya laki-laki. Ia pun semakin berani menyampaikan pendapatnya, baik dalam keluarga maupun dalam diskusi di desa. Meskipun menghadapi tantangan dalam menyatukan berbagai pendapat anggota, Ibu Riska tidak menyerah. Justru, perdebatan dalam diskusi membuatnya semakin belajar dan berani untuk tampil.

Pelibatan dan pengakuan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat tidak hanya merupakan langkah menuju keadilan gender, tetapi juga merupakan fondasi penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan setara. Dalam masyarakat yang inklusif, setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan berkembang tanpa hambatan diskriminatif. Keterlibatan perempuan, yang sering kali menjadi kelompok terpinggirkan, sangat diperlukan untuk mewujudkan lingkungan seperti ini.

Pelibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dan pengakuan kontribusi mereka adalah langkah penting untuk mengatasi ketidakadilan. Tanpa kesetaraan gender, masyarakat tidak dapat mengklaim sebagai masyarakat yang adil dan demokratis.

Juga membawa perspektif dan pengalaman yang berbeda dalam proses pengambilan keputusan. Ini membantu dalam menghasilkan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. Misalnya, dalam konteks pembangunan desa, keterlibatan perempuan dapat memastikan bahwa kebutuhan dan kepentingan mereka juga terpenuhi, seperti yang terlihat dalam inisiatif Forum Tobine Mohintu di Desa Lonca.

Ketika perempuan diberdayakan secara ekonomi, mereka tidak hanya meningkatkan kesejahteraan diri mereka sendiri tetapi juga keluarga dan komunitas mereka. Itu sebabnya, koperasi perempuan di Desa Lonca adalah contoh konkret bagaimana pemberdayaan ekonomi perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh komunitas.

Forum Tobine Mohintu di Desa Lonca adalah contoh nyata bagaimana inisiatif lokal dapat memberdayakan perempuan dan meningkatkan kesejahteraan komunitas. Melalui kegiatan koperasi, kebun kelompok, dan gotong royong, forum ini berhasil mengubah dinamika sosial dan ekonomi di desa, serta menunjukkan bahwa perempuan bisa berperan aktif dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Penulis :

Yael Stefany