INKLUSI dan KEMITRAAN Lakukan Monitoring Program

INKLUSI dan KEMITRAAN bersinergi dengan Lembaga Bumi Lestari (LBL) melakukan monitoring program pada 6 Desember 2023. Kedua lembaga tersebut diwakili oleh Jamal Fida, Ibu Rabecca dari INKLUSI, serta Tracy Pasaribu, Ajeng Kamaratih, dan Rabiyatul dari KEMITRAAN. Direktur Lembaga Bumi Lestari, Stepanus L. Paranggi, pun turut serta dalam kegiatan ini.

Kehadiran perwakilan pemerintah desa, tokoh agama, lembaga adat, dan kelompok perempuan menjadi cerminan keragaman dan kesatuan masyarakat Desa Wanggameti. Dalam arahan pembuka, Direktur LBL, Stepanus L. Paranggi, menggambarkan keindahan alam setempat, sambil
menggarisbawahi tantangan infrastruktur yang masih dihadapi.

“Inilah Sumba, dimana jalannya masih rusak parah. Tapi banyak hal yang menakjubkan serta pesona keindahan alam Desa Wanggameti yang membuat setiap pengunjungnya nyaris enggan pulang,” ujarnya.

Direktur LBL menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan monitoring ini bukan untuk mencari kesalahan. Melainkan untuk belajar bersama dengan masyarakat adat Desa Wanggameti. Mereka ingin melihat praktik-praktik positif yang telah dilakukan di desa tersebut.

“Kami ingin mendengar cerita, pengalaman, dan masukan dari bapak dan ibu masyarakat adat Desa Wanggameti,” kata Stepanus L. Paranggi.

Dalam sesi diskusi dengan kelompok perempuan, terungkap bahwa hasil pendampingan dari LBL telah memberikan dorongan kepada para ibu untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi, seperti membuka lahan kelompok dan mengeksploitasi hasil pertanian holtikultura.

Perempuan Desa Wanggameti juga aktif dalam kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP), yang didampingi oleh LBL. Keberadaan kelompok ini memberikan dukungan kepada perempuan dalam mengatasi tantangan ekonomi.

“Kami selalu berbicara untuk mengusulkan apa yang menjadi kebutuhan kami ibu-ibu di tingkat desa,” ungkap Maria Anamila, salah satu perempuan adat Desa Wanggameti.

Domu Marahongu, ketua adat Desa Wanggameti, menjelaskan bahwa masyarakat telah membentuk wadah atau forum masyarakat adat. Tujuannya adalah untuk mengorganisir setiap masyarakat adat dan suku-suku yang ada di Desa Wanggameti. Mereka juga telah membuat Peraturan Desa (PERDES) Lembaga Adat sebagai langkah konkret dalam meningkatkan organisasi masyarakat adat setempat.

Melalui kunjungan ini, INKLUSI, KEMITRAAN, dan Lembaga Bumi Lestari tidak hanya melakukan monitoring program, tetapi juga membangun sinergi dengan masyarakat adat Desa Wanggameti. Ini adalah langkah nyata dalam mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, di mana setiap pihak dapat belajar dari pengalaman dan kearifan lokal, menciptakan keseimbangan antara modernitas dan tradisi.

Penulis :

Ferdi LBL